Senin, 28 Desember 2009

Pangkalpinang Kota Sejarah Kemerdekaan

Kota Pangkalpinang sebagai ibu kota Provinsi Bangka Belitung (Babel), merupakan kota para pahlawan merebut kemerdekaan Republik Indonesia (RI) dari penjajahan Belanda dan Jepang.(Finroll Leisure). Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Pangkalpinang, Akhmad Elvian di Pangkalpinang, Rabu, mengatakan, Kota Pangkalpinang merupakan kota pangkal kemenangan para pejuang merebut kemerdekaan RI.


"Pangkalpinang pangkal kemenangan bagi perjuangan dan akhir perjuangan diplomasi dan fisik berakhir pada 27 Desember 1949 di Den Haag dalam Konferensi Meja Bundar, ditandatangani pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Pemerintah Belanda," ujarnya.

Ia mengatakan, banyak peristiwa sejarah pergerakan perjuangan yang terjadi di Bangka seperti pengasingan pemimpin-pemimpin Republik Indonesia.

"Sekitar 150 orang pemimpin bangsa diasingkan di Bangka di antaranya Presiden Soekarno, Mohd. Hatta (Wakil Presiden), Sutan Sjahrir, Haji Agus Salim, RS. Soerjadarma, MR. Assaat (Ketua KNIP) dan MR. AG. Pringgodigdo (Sekretaris Negara)," katanya.

Kedatangan Bung Karno disambut dengan antusias masyarakat Pangkalpinang, mereka menaiki bagian depan Mobil BN 2 dan di sepanjang jalan dielu-elukan masyarakat dan kedatangan Bung Karno memberikan dorongan moril yang sangat besar bagi pejuang-pejuang pro Republik di Bangka, untuk mempertahankan dan merebut kembali kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ia mengatakan, dalam masa pengasingan para pemimpin bangsa itu, melakukan perundingan untuk merundingkan bentuk negara Indonesia ke depan. Awal perundingan dilaksanakan di Menumbing, kemudian perundingan pindah ke Pangkalpinang (lokasi sekarang dijadikan Museum Timah Indonesia), karena peserta bertambah dengan hadirnya pejabat KTN (Komisi Tiga Negara).

Sebagai wujud rasa syukur rakyat Bangka terhadap jerih payah perjuangan pergerakan kemerdekaan, kata dia, dibangunlah tugu pergerakan kemerdekaan yang terletak di dalam area Tamansari (Taman Wihemmina), bersebelahan dengan Rumah Residen (Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang). "Tugu merdeka itu dibuat untuk mengenang perjuangan rakyat Bangka melawan penjajahan Belanda dan masyarakat Pangkalpinang akan terus mengenang jasa-jasa para pahlawan itu setiap peringatan, Hari Pahlawan, Hari Kemerdekaan RI dan hari-hari bersejarah besar lainnya," ujarnya.

"Banyak aset peninggalan bersejarah di Pangkalpinang, sayangnya masih bernilai lokal sehingga sulit dikembangkan menjadi objek wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkalpinang, Akhmad Elvian di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan, di antara aset sejarah di Pangkalpinang adalah perigi pekasem, kuburan akek bandau, kuburan kerkof (makam belanda) dan museum timah.

"Untuk menjadikan aset peninggalan bersejarah sebagai objek wisata setidaknya memiliki nilai sejarah yang besar dan ruang lingkupnya sudah nasional," ujarnya.

Menurut dia, Pangkalpinang belum memiliki aset sejarah yang bernilai besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, kecuali di Kabupaten Bangka Barat seperti wisma ranggam.

"Namun demikian, walaupun aset peninggalan bersejarah di Pangkalpinang bernilai lokal, namun tetap dilestarikan dengan membuatkan buku aset peninggalan sejarah kota Pangkalpinang," ujarnya.

Ia mengatakan, aset sejarah tersebut dikaji dan diteliti untuk dituangkan ke dalam buku untuk diwariskan kepada generasi muda tentang sejarah masa lalu.

"Buku aset peninggalan sejarah lokal berguna bagi pengetahuan dan wawasan masyarakat Pangkalpinang khususnya bagi generasi muda Pangkalpinang agar mengetahui nilai sejarah yang ada di kota ini," ujarnya.

Dengan demikian, generasi muda tidak melupakan sejarah yang ada di Pangkalpinang yang dibuktikan dengan sejumlah peninggalan bersejarah tersebut.

"Ini bagian upaya melestarikan, mengembangkan dan mewariskan budaya serta mendorong generasi muda untuk menghargai sejarahnya sendiri," ujarnya.

Satu-satunya desa di Provinsi Bangka Belitung yang tercatat dalam sejarah nasional Indonesia adalah Desa Kota Kapur Kecamatan Mendobarat.

Pangkal Pinang Saat Ini (2009)

Kota Pangkal Pinang adalah salah satu Daerah Pemerintahan Kota di Indonesia yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sekaligus merupakan ibukota Provinsi. Kota ini terletak di bagian timur Pulau Bangka. Kota Pangkalpinang terbagi dalam 5 kecamatan yaitu Taman Sari, Rangkui, Pangkalbalam, Bukit Intan dan Gerunggang. Memiliki wilayah seluas 118,408 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan Susenas 2005 sebanyak 146.161 jiwa dengan kepadatan 1.737 jiwa/km2. Saat ini dipimpin oleh Walikota Drs.H.Zulkarnain Karim, MM yang telah menjabat untuk periode kedua (2008-2013) sebelumnya telah menjabat untuk periode pertama 2003-2008. Sungai Rangkui membelah kota yang berjulukan BERARTI (BERsih, Aman, Rapi, Tertib, Indah) ini. Kota ini berpusat di Jalan Merdeka sebagai titik nol kilometer kota.

Populasi Kota Pangkalpinang kebanyakan dibentuk oleh etnis Melayu dan etnis Cina suku Hakka yang datang dari Guangzhou. Ditambah sejumlah suku pendatang seperti Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda, Jawa, Madura, Banjar, Bugis, Manado, Flores dan Ambon.

Kota Pangkalpinang merupakan pusat pemerintahan, pusat pemerintahan kota di Kelurahan Bukit Intan, dan pusat pemerintahan provinsi dan instansi vertikal di Kelurahan Air Itam. Kantor pusat PT Timah, Tbk juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan pusat aktivitas bisnis/perdagangan dan industri di Bangka Belitung. (Diadaptasi dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pangkal_Pinang)